Jelang Idul Adha, Pedagang Kambing Kurban Musiman Gelar Kandang di Tepi Jalan Protokol Denpasar

1 day ago 3
ARTICLE AD BOX
Salah satu titik yang dipakai pedagang kambing kurban musiman ini adalah lahan kosong di simpang Jalan Mahendradatta-Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar. Pantauan NusaBali.com, Minggu (1/6/2025), terdapat tiga pedagang yang menggelar kandang.

Para pedagang kambing kurban musiman ini bukanlah penduduk Kota Denpasar, namun warga Bali dari daerah lain yang sengaja datang ke kota beberapa hari hanya untuk menjajakan hewan kurban. Sehari setelah Idul Adha biasanya mereka kembali ke daerah dengan kesibukan masing-masing.

Budi, 40, yang kesehariannya memang berdagang kambing datang jauh-jauh dari Negara, Jembrana. Di perjalanan ke Denpasar, ia menepi sejenak di Tabanan untuk mengambil kambing Etawa dari para peternak Pupuan untuk menambah stok.

Selain dari Pupuan, Tabanan, kambing-kambing kurban dari dua pedagang lainnya yakni Umar Faris, 53, dan Rizal, 34, mengambil kambing kurban Etawa dan Jawa Randu dari peternak Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng dan dari Negara, Jembrana.

“Mulai (gelar kandang) 26 Mei lalu. Sudah terjual 15 ekor kemarin sore,” ujar Budi yang turut memboyong keluarganya tinggal di bedeng sementara sampai H+1 Idul Adha nanti.

Pria asli Banyuwangi, Jawa Timur yang menetap di Negara, Jembrana ini menggelar kandang non permanen untuk menjajakan kambing kurban di lahan kosong di tepi Jalan Mahendradatta-Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar ini sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya, ia sempat mangkal di beberapa tempat di Kota Denpasar.

Budi menuturkan, penjualan kambing kurban tahun ini tidak sebaik Idul Adha tahun lalu yang sudah ramai terjual sejak awal menggelar kandang. Tahun lalu, ia berhasil menjual 140 ekor kambing kurban. Sedangkan, penjualan pertamanya tahun ini baru Sabtu (31/5/2025) sore, meskipun sudah belasan ekor.

Hal senada juga diungkapkan Umar dan Rizal yang menilai Idul Adha tahun ini belum seramai tahun sebelumnya. Meski begitu, mereka masih berharap capaian tahun sebelumnya bisa terlampaui dengan memanfaatkan animo pembeli yang biasanya melonjak H-3 Idul Adha.

“Tahun ini agak lesu. Tahun ini saya bawa 80 ekor, semoga bisa habis. Biasanya akan ramai H-3 menjelang Idul Adha,” beber Umar yang setia ulang-alik antara Singaraja-Denpasar menjadi pedagang kambing kurban musiman sejak 2017.

Meski dipastikan ramai mulai H-3 Idul Adha nanti, Rizal, pedagang paling muda di antara yang menggelar kandang di lahan kosong Jalan Mahendradatta-Jalan Teuku Umar Barat mengaku dilema. Sebab, ia harus berhati-hati menghitung penambahan stok saat ada peningkatan animo pembeli.

“Agak dilema juga waktu ramai H-3 nanti, karena harus hati-hati kalau mau menambah stok supaya tidak kebanyakan dan bisa semuanya terjual habis,” jelas Rizal.

Pria asal Karangasem ini baru tahun ini menggelar kandangnya di tepi jalan protokol Kota Denpasar tersebut. Tahun-tahun sebelumnya, Rizal memakai lahan di Jalan Pura Demak, Denpasar yang tidak terlalu jauh dari lokasi saat ini. Di lahan baru ini, ia dikenakan sewa sekitar Rp 2 juta per pekan.

Meski di tepi jalan protokol yang tidak pernah sepi, Rizal mengaku tidak lantas diuntungkan. Sebab, arus orang yang terlalu cepat di jalan protokol mengurungkan konsumen potensial menepi sejenak. “Saya baru dapat jualan dua ekor saja sejak buka lima hari lalu,” katanya.

Sementara itu, harga kambing kurban yang dijual ketiga pedagang berada di rentang Rp 2,7 juta sampai Rp 5 juta. Variasi harga ditentukan ukuran kambing kurban secara kasat mata karena tidak ada proses penimbangan saat transaksi.

Selain itu, konsumen juga kadang-kadang tidak langsung membawa kambing kurban yang mereka beli. Kambing kurban yang sudah dipesan diamanahkan kepada pedagang untuk dirawat sementara, kemudian dikirim dekat-dekat Idul Adha. *rat
Read Entire Article