ARTICLE AD BOX
Isak tangis keluarga tak terbendung saat melihat kedatangan jenazah pekerja migran asal Banjar Sari Kuning, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, ini.
Dari informasi, ambulans yang membawa jenazah Ardika tiba di rumah duka pada sekitar pukul 00.16 Wita. Derai air mata dan tangis histeris pun pecah. Bahkan ibu almarhum Ardika, Ni Luh Tawi diketahui sempat tergolek lemas hingga pingsan karena tak kuasa menahan kesedihan atas kepergian putra bungsunya ini.
Begitu juga istri korban tampak berusaha pasrah dan menahan tangis saat jenazah diarahkan menuju tempat persemayaman sementara di rumah duka. Selain keluarga, sejumlah kerabat dan tetangga sekitar yang hadir di rumah duka juga ikut termenung karena ikut merasakan duka mendalam keluarga almarhum Ardika.
Kepala Bidang Penempatan, Pelatihan, Produktivitas, dan Transmigrasi (P3T) pada Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Nakerprin) Jembrana Putu Agus Arimbawa, mengatakan pemulangan jenazah Ardika ini sudah berjalan sesuai jadwal yang ditentukan. Jenazah tiba di Terminal Kargo Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, pada Jumat (20/12) malam sekitar pukul 19.10 Wita.
Kedatangan jenazah di bandara diterima pihak keluarga yang diwakili kakak almarhum, I Komang Agus Darma Antara, 28. Proses serah terima jenazah itu pun disaksikan petugas Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali dan perwakilan Pemkab Jembrana yang diwakili oleh Agus Arimbawa.
“Setelah proses administrasi, jenazah langsung dibawa menuju rumah duka. Tiba di rumah duka sekitar pukul 00.16 Wita,” ucap Agus Arimbawa yang juga ikut secara langsung mengawal proses pemulangan jenazah dari bandara hingga ke rumah duka.
“Kami merasakan keluarga sangat kehilangan atas kepergian almarhum. Kami pun ikut berbelasungkawa. Dumogi amor ing acintya. Semoga keluarga juga diberi ketabahan menghadapi cobaan ini,” kata Agus Arimbawa.
Sementara keluarga mendiang Ardika diwakili ayahnya, I Ketut Widiastra menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu pemulangan jenazah anak bungsunya ini. Sesuai rencana, upacara pengabenan almarhum akan dilaksanakan di Setra Desa Adat Taman Sari, Desa Tukadaya, pada Redite Pon Prangbakat, Minggu (22/12) hari ini.
Sebelumnya diberitakan, seorang Pekerja Migran Indonesia asal Kabupaten Jembrana, I Ketut Andika Yasa, 26, yang bekerja di salah satu kapal pesiar dikabarkan meninggal dunia pada akhir November 2024 lalu. Dari pihak Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Nakerprin) Jembrana tengah mengawal proses pemulangan jenazah almarhum yang dikabarkan akan tiba di Bali pada Jumat (20/12).
Kepala Bidang Penempatan Pelatihan Produktivitas dan Transmigrasi pada Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Nakerprin) Jembrana Putu Agus Arimbawa saat dikonfirmasi, Rabu (18/12), membenarkan adanya kabar duka tersebut. PMI bernama Ketut Andika Yasa asal Banjar Sari Kuning, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana itu diketahui meninggal di kapal pesiar pada 23 November 2024.
“Informasinya meninggal karena serangan jantung,” ujarnya.
Berkaitan dengan kejadian tersebut, Agus Arimbawa menyatakan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk membantu proses pemulangan jenazah. Dari koordinasi dengan pihak agen yang bersangkutan dikabarkan bahwa jenazah masih berada di Miami, Amerika Serikat (AS). “Informasinya akan tiba di Bali pada Jumat (20/12). Kami juga sudah koordinasi dengan keluarga dan nanti akan kami fasilitasi penjemputan jenazah dari bandara ke rumah duka,” ucapnya.
Dari informasi, Andika Yasa meninggal dunia di kapal pesiar saat menjalani kontrak kerjanya yang ketiga. Karena meninggal saat posisi kapal berlayar di laut, jenazah Andika Yasa pun diturunkan di pelabuhan terdekat. Sebelumnya juga ada proses investigasi terkait kejadian tersebut.
"Investigasi untuk mengetahui penyebab kematian dan lainnya dikabarkan sudah selesai sebelum 15 Desember lalu. Tetapi untuk pemulangan jenazah ke Bali menunggu jadwal pesawat kargo. Informasi terakhir sudah dipesankan pesawat dan rencananya akan tiba di Bali, Jumat (18/12) malam. Namun untuk kapan waktu pastinya kami juga masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait,” kata Agus Arimbawa. 7 ode