Pemerintah Tetapkan 12 Sekolah Garuda Trsanformasi

10 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie mengatakan program Sekolah Garuda Transformasi bertujuan untuk mendorong kualitas pendidikan dan pengembangan talenta muda Indonesia agar mampu bersaing di tingkat global. Di sekolah tersebut, para siswa didorong untuk mencapai potensi mereka dengan maksimal. Salah satu indikatornya, siswa siap bersaing untuk memperebutkan kursi di universitas terkemuka di dunia.

Stella merincikan, 12 sekolah yang dinyatakan siap dijalankan tahun ajaran 2025/2026 ini adalah SMA Negeri 10 Fajar Harapan di Banda Aceh, SMA Unggul DEL di Medan, MAN Insan Cendekia di Ogan Komering Ilir, SMA Negeri Unggulan M.H. Thamrin di Jakarta, SMA Cahaya Rancamaya di Jawa Barat, SMA Pradita Dirgantara di Jawa Tengah, SMA Taruna Nusantara di Jawa Tengah. Berikutnya SMA Negeri Banua di Kalimantan Selatan, SMA Negeri Siwalima Ambon di Maluku, SMA Averos di Papua Barat Daya, SMA Negeri 10 Samarindra, dan MAN Insan Cendekia Gorontalo.

"Bagaimana kita bisa memberikan akses kepada mereka yang sebelumnya mungkin mengalami kesulitan untuk mendapatkan pendidikan berkualitas di bidang sains dan teknologi, inilah dibangunnya Sekolah Garuda," ujar Stella di Jakarta, pada Sabtu (17/5).

Selain itu, lanjut Stella, pemerintah juga tengah mempersiapkan pembangunan empat Sekolah Garuda baru yang ditargetkan berjalan pada tahun ajaran 2026/2027. Saat ini proses pemilihan lahan dan perencanaan pembangunan fisik sudah dimulai, termasuk pembinaan sumber daya manusia seperti guru dan tim manajemen yang akan mendukung keberlangsungan sekolah-sekolah tersebut. 

Sekolah Garuda baru ini difokuskan di wilayah pelosok, utamanya wilayah-wilayah yang belum memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas, sebagai bagian dari upaya pemerataan akses pendidikan. Sekolah berskema asrama ini akan menampung sekitar 150-an siswa berprestasi dari seluruh penjuru negeri setiap angkatannya. 

Empat Sekolah Garuda baru itu rencananya akan dibangun di Soe, Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung, dan Nabire di Papua Tengah. "Dengan demikian anak dari Aceh bisa tinggal di Papua, anak dari Jawa bisa belajar di Nusa Tenggara Timur. Mereka akan saling memahami dan menghargai perbedaan," katanya.7 ant
Read Entire Article