Demokrat Nilai Wajar Menteri Prabowo Bersilaturahmi dengan Jokowi

1 day ago 5
ARTICLE AD BOX
Pasalnya, kata dia, Jokowi memiliki pengalaman selama 10 tahun memimpin Republik Indonesia, sehingga ilmu dan kebijaksanaannya bisa membantu memberi masukan dalam konteks pemerintahan yang kini dipimpin oleh Prabowo Subianto.

“Kami melihatnya kalau menteri-menteri masih ada yang suka mendatangi rumah Pak Jokowi, ya biasa saja. Yang suka mengunjungi rumah Pak SBY juga banyak kok,” kata Herzaky saat menghadiri agenda diskusi yang digelar The Yudhoyono Institute bertajuk Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global, di Jakarta, Minggu (13/4/2025).

Menurut dia, kunjungan menteri-menteri ke rumah Jokowi itu tidak bisa diartikan sebagai fenomena matahari kembar.

Herzaky yakin pertemuan menteri Kabinet Merah Putih dengan Jokowi itu sudah sepengetahuan Prabowo sebagai Presiden.

“Nah, itu semua pun dalam upaya dan juga bagian dari mengemban tugasnya sebagai menteri juga agar ada masukan-masukan yang bisa digunakan di lapangan,” kata Herzaky.

Di samping itu, dia mengatakan bahwa silaturahmi menteri-menteri ke rumah Jokowi itu juga mencontoh Prabowo.

Bahkan, kata dia, Prabowo pun beberapa kali bertemu dan berdiskusi dengan Jokowi. Begitu pula dengan presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dia mengemukakan bahwa Republik Indonesia merupakan bangsa besar yang dibangun atas fondasi silaturahmi dan gotong royong. Bangsa Indonesia bukan bangsa individualis yang hanya bekerja masing-masing.

“Bagaimana kita bisa membangun bersama sehingga masyarakat kita mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Apalagi, situasi hari ini sangat kompleks,” ucapnya.

Adapun sejumlah menteri yang berkunjung ke Solo untuk menemui Joko Widodo dalam momen Lebaran 2025, di antaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, serta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji.

Selain mereka, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koperasi Budi Arie, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, hingga Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Mengenai kepemimpinan Presiden Prabowo, Herzaky mengatakan Presiden Prabowo Subianto adalah pemimpin yang dibutuhkan karena berani mengakui kekurangan, dalam konteks kekurangan soal komunikasi publik pemerintah.

Menurut dia, hal itu menunjukkan bahwa Prabowo mau menerima kritik dan masukan dari publik. Dia pun menilai bahwa sikap mau mengakui kesalahan adalah hal positif yang dicontohkan oleh Prabowo.

“Nah ini kan terbuka. Berarti teman-teman media, masyarakat, aktivis, masyarakat sipil, akademisi, silakan ada masukan, berikan masukan,” kata Herzaky.

Dia mengatakan bahwa evaluasi terkait komunikasi publik itu pasti akan ada. Bagaimanapun, kata dia, pemerintahan Prabowo Subianto baru terbentuk dalam waktu enam bulan.

Maka dari itu, Prabowo pun sebelumnya sudah mengadakan retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, untuk meningkatkan soliditas seluruh jajaran kabinetnya.

“Kadang-kadang kita namanya kan kalau tidak ada kesalahan di awal, kan kita tidak bisa memperbaiki diri lebih baik lagi ke depannya,” kata dia.

Di samping itu, dia menilai bahwa komunikasi Presiden secara internal terhadap kabinetnya cukup baik. Hal itu terbukti dari Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan sekaligus Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang sering bertemu dengan Prabowo untuk meminta arahan dalam kebijakan.

Menurut dia, komitmen Prabowo untuk terbuka menerima masukan sudah disampaikan sejak masa kampanye di Pilpres 2024. Karena, dia menilai, bahwa Prabowo hanya mementingkan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto mengakui bahwa komunikasi dari pemerintah yang dipimpinnya kurang baik dan hal itu menjadi tanggung jawabnya sebagai pemimpin.

Hal itu disampaikan Presiden Prabowo saat menghadiri acara sarasehan ekonomi bertajuk Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Tarif Perdagangan yang dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari ekonom, perwakilan investor, hingga pemimpin redaksi media.

“Saya sadar dalam beberapa minggu lalu bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang. Dan itu adalah tanggung jawab saya,” kata Prabowo pada acara Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4). 7 ant
Read Entire Article