ARTICLE AD BOX
Ketua Panitia I Nengah Sudana Wiryawan mengatakan, di tempat upacara Banjar Penaban, Desa Adat Dukuh Penaban, Senin (26/5), untuk upacara Ngaben mengupacarai 22 sawa, sedangkan upacara Ngeroras mengupacarai 21 pitra. Biaya untuk upacara ngaben Rp 7,5 juta per sawa, jika ikut upacara ngeroras biayanya Rp 15 juta.
Terakhir menggelar upacara Ngaben dan Ngeroras massal tahun 2022, saat itu ngaben mengupacarai 56 sawa dan ngeroras mengupacarai 185 pitra. Kali ini tujuh dadia yang terlibat, yakni Batur Sari, Taman Sari, Munggah Sari, Dukuh Sakti, Ratna Sari, Karang Gedong Arta, dan Singa Bet.
Jelas Sudana, krama yang tidak punya sawa tetap membantu secara gotong royong krama yang melaksnakan upacara. Seluruh tahapan pekerjaan tuntas berkat gotong royong dan tinggal menunggu puncak upacara.
Pada puncak upacara Ngeroras, menurut Sudana, ada dilaksanakan upacara Potong Gigi diikuti 11 krama, upacara Menek Bajang sebanyak 3 krama, dan upacara Petik Rambut 2 krama.
Sudana mengatakan, tujuan upacara Ngaben untuk menyucikan roh fase pertama, dilanjutkan Ngeroras untuk menyucikan roh fase kedua, agar bisa distanakan di Pura Dadia. Ngaben itu sendiri merupakan peleburan jenazah untuk dikembalikan ke Panca Mahabhuta, pada upacara itu terjadi pemisahan antara purusa dan prakerti (jiwatma dan sthulasarira). ‘’Jiwatma yang berasal Ida Sang Hyang Widhi dikembalikan ke Hyang Widhi, dan sthulasarira yang berasal dari pancamahabhuta dikembalikan ke pancamahabhuta melalui proses pralina," jelasnya.
Sedangkan tujuan upacara fase kedua agar sang roh kembali suci lanjut distanakan di Pura Dadia menjadi Bhatara Hyang Kompyang. "Makanya agendanya dalam satu hari, mulai Ngaben hingga Ngeroras agar tuntas," jelasnya.
Tahapa Ngaben dan Ngeroras ini, katanya, sesuai amanat kitab suci yang tertuang dalam lontar. Misalnya, tentang asal mula Ngaben tertuang dalam lontar Basundari yang menguraikan upacara Ngaben. Tata upacaranya termuat dalam Lontar Purwayamatattwa, Siwamandala, dan Widhipapincatan.
Sedangkan lontar yang menguraikan tentang Banten Pengabenan tertuang di Empulutuk Aben, tentang Nyurat Kajang tertuang di Sastra Kapatian, dan sebagainya.
Penanggungjawab Ngaben Bendesa Adat Dukuh Penaban Jro Nengah Suarya juga memaparkan seperti itu. "Semua tahapan ngaben dan ngeroras yang kami laksanakan, sesuai amanat kitab suci tertuang dalam lontar," jelas Jro Nengah Surya. Dengan demikian sisi esensi, susila dan ritualnya, menjadi jelas sebagai bentuk edukasi kepada generasi muda.7k16