ARTICLE AD BOX
Kegiatan yang digelar di Ruang Airlangga, Makodam IX/Udayana, Jalan Udayana Nomor 1 Denpasar itu mengangkat tema ‘Menggali Akar Sejarah dan Literasi di Balik Identitas Kodam IX/Udayana’.
Kegiatan tersebut diisi oleh dua narasumber, yakni Kolonel Purn Dr Drs Dewa Ketut Budiana MFilH, yang merupakan Ketua Yayasan Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar dan Ketua DPD Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Provinsi Bali I Gusti Bagus Saputera SH.
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto dalam sambutannya mengatakan sarasehan ini menjadi momen penting dalam merefleksikan jejak sejarah panjang perjuangan dan pengabdian Kodam IX/Udayana. Peringatan Hari Bakti ke-68 ini merupakan momentum strategis untuk mengenang semangat juang para pendahulu, khususnya sosok Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai yang menjadi simbol keberanian dan pengorbanan dalam pertempuran heroik Puputan Margarana.
“Kita adalah pewaris sejarah panjang perjuangan ini. Menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga stabilitas keamanan dan melanjutkan nilai-nilai perjuangan para pendahulu. Sarasehan ini adalah wadah penting untuk menelusuri mata rantai sejarah Kodam IX/Udayana dari masa ke masa, dari ancaman tradisional hingga tantangan era modern,” ujar Pangdam Mayjen Budyakto.
Dalam sesi paparan, I Gusti Bagus Saputera menyampaikan berdirinya Kodam IX/Udayana tak terlepas dari perjuangan I Gusti Ngurah Rai dalam memimpin Resimen Sunda Kecil dalam pertempuran di Nusa Tenggara yang dikenal dengan pertempuran Tanah Aron dan pertempuran Selong. Bahkan terjadi peristiwa yang sangat heroik di Desa Marga pada sore hari pada 20 November 1946 Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur bersama anak buahnya dalam perang Puputan.
Gusti Bagus Saputera mengangkat kembali pesan luhur I Gusti Ngurah Rai bahwa kemerdekaan hanya dapat diraih melalui persatuan dan keberanian. “Indonesia akan merdeka jika kita bersatu, berani, dan tidak pernah gentar menghadapi tantangan. Semangat ‘Merdeka atau Mati’ harus tetap menyala dalam jiwa kita,” tegasnya.
Kolonel Purn Dewa Ketut Budiana memaparkan filosofi di balik penamaan Kodam IX/Udayana. Menurutnya, nama ‘Udayana’ diambil dari Raja Sri Dharma Udayana Warmadewa, tokoh termasyhur yang dikenal dengan kepemimpinan berjiwa ksatria dan nilai-nilai kedewataan seperti keberanian, keadilan, dan keteguhan membela kebenaran.
“Hanya konsep kepemimpinan Raja Udayana yang hingga kini tetap relevan. Itulah yang menjadi inspirasi dan dasar dari identitas Kodam IX/Udayana,” jelasnya.
Kodam Udayana yang dibentuk pada 27 Mei 1957, pada 27 Mei 2025 akan merayakan hari ulang tahun ke-68. Kodam yang mengambil moto Praja Raksasa itu membawahi tiga provinsi yakni Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). 7 pol, ant